Aksi Kota Bogor, BOGOR – Seminar tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan (STP Perikanan) Bogor bersama Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Ikatan Penyuluhan Perikanan Indonesia (IPKANI), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, Pusat Penelitian Biologi LIPI dan Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) KKP berjalan lancar dan penuh antusias di Auditorium Kampus Sekolah tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor, Jalan Cikaret No 2, Desa Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Kamis, (20/09/2018).
Potensi kelautan dan perikanan di Indonesia cukup besar dan masih bisa dimaksimalkan oleh masyarakat bahkan Pemerintah. Hanya saja, teknologi yang berkebang di masyarakat masih belum merata sehingga perlu adanya kepanjangan tangan di pemerintah yaitu penyuluh perikanan.
Tercatat di Kabupaten Bogor ada 18 penyuluh PNS dan sekitar 12 penyuluh perikanan pembantu yang di rekrut dan hal itu masih dibilang kurang karena seharusnya satu kecamatan potensial memiliki 2 penyuluh perikanan dan faktanya hanya 20 kecamatan di kabupaten dari 42 kecamatan yang potensi memiliki penyuluh perikanan.
Anggi Soesalit, S. St. Pi (32), Panitia Pelaksana, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama dan rencananya akan di selenggarakan berkala setiap tahunnya karena ada tantangan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan yang ada di indonesia yang memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Anggi menambahkan, acara ini diadakan mulai hari kamis (20/09) sampai Jum’at (21/09) yang di buka oleh beberapa sambutan, diantaranya : Yenny Nuraini, S. Pi, M. Si (Ketua Sekolah tinggi Perikanan), Dr. Ir. E. Herman Khoer, M.Si ketua umum IPKANI (Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia), Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D, Frina (Kepala Badan Riset dan SDM KP)
Anggi berharap, hambatan seperti regulasi, biaya operasional penyuluh perikanan yang jauh dari harapan dan kurangnya penyuluh perikanan bisa cepa menemukan solusi.
By : Novi Yonatan Lesmana