Enjoy cooking
Browse through over
650,000 tasty recipes.
Home » » Memprihatikan Kota Hujan Alami Krisis Air Bersih

Memprihatikan Kota Hujan Alami Krisis Air Bersih

Ilustrasi Gambar
Aksikotabogor.com, Bogor - Mungkin banyak orang tidak percaya bila Indonesia sebagai negara subur dan bahari, alami krisis air bersih.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat sekitar 105 kabupaten/kota, 715 kecamatan, serta 2.726 kelurahan/desa di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan akibat musim kemarau normal 2017.

Saat ini, sekitar 3,9 juta jiwa masyarakat terdampak kekeringan sehinga memerlukan bantuan air bersih. Kekeringan juga melanda sekitar 56.334 hektar lahan pertanian, sehingga 18.516 hektar lahan pertanian mengalami gagal panen.

Bogor Krisis Air

Kabupaten Bogor pun ternyata mengalami kon­disi tersebut. Pasalnya, pada 2017 PDAM Tirta Kahu­ripan kehilangan air hingga 25,07 persen.

Pada bulan Agustus 2018 Sebanyak tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilanda kekeringan dan krisis air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pun menyalurkan bantuan air bersih untuk kebutuhan minum warga.

"Ada tujuh kecamatan yang dilanda kekeringan yaitu Tenjo, Sukajaya, Ciampea, Citeureup, Babakan Madang, Rancabungur dan Klapanunggal," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Sumardi.

Kota Bogor pun tak lepas dari krisis air bersih. Pelanggan PDAM Tirta Pakuan beberapa kali tidak mendapatkan suplai air. Hal tersebut diantaranya disebabkan kerusakan instalasi jaringan pipa air PDAM, menurunnya pasokan air karena faktor cuaca, selain itu juga karena semakin bertambahnya jumlah pelanggan.

Namun warga pengguna air tanah pun mengalami gangguan pasokan air bersih seperti menurunnya ketinggian air sumur sampai sumur yang mengering.

Kemarau Panjang & Kerusakan Lingkungan


Ada sejumlah faktor penyebab krisis air bersih di tanah air, dan Bogor pada khususnya.

Pertama, kemarau panjang. Beberapa tahun belakangan iklim di tanah air alami anomali. Musim kemarau menjadi lebih panjang dan curah hujan menurun. Bahkan Kota Bogor yang dikenal sebagai kota hujan pun alami penurunan curah hujan.

Kedua, pertambahan penduduk. Secara umum jumlah warga di tanah air bertambah sehingga konsumsi air pun meningkat. Termasuk di Kota Bogor. Di kawasan. Bogor Selatan hingga Cijeruk, tumbuh sejumlah perumahan baru. Belum lagi pemukiman di kawasan perkampungan pun bertambah.

Ketiga, sumber air berkurang. Ironinya di tengah meningkatnya konsumsi air, pasokan air dari berbagai sumber mata air justru menurun. Hal ini disebabkan pembangunan yang merusak lingkungan sehingga sejumlah mata air menyusut bahkan hilang.

Kawasan hutan yang bisa menjadi pelindung mata air di daerah Bogor semakin berkurang. Hal ini berpengaruh pada persediaan air. Selain itu, pemukiman warga yang semakin padat juga berkontribusi pada berkurangnya mata air. Karena padat, seringkali sumber air rusak akibat rembesan septic tank hingga akhirnya warga menutup sumur dan mengandalkan pasokan air dari PDAM.

Makin maraknya usaha isi ulang air minum dan perusahaan air mineral juga berdampak pada berkurangnya pasokan air warga. Perusahaan-perusahaan itu melakukan pengeboran air tanah yang akhirnya mengganggu keseimbangan pasokan air masyarakat.

Terakhir, harus diakui negara ini belum serius menata pengelolaan air bagi masyarakat. Kondisi di atas terjadi karena negara tidak memiliki blue print pembangunan, termasuk pengelolaan air bersih. Bila ini dibiarkan saja, bukan tak mungkin kita menjadi negara tuna air bersih. [Iwan/batutulis.info]

Artikel ini telah tayang di Batutulis.info dengan judul "BOGOR KRISIS AIR BERSIH"

SHARE

About Admin Aksi Kota Bogor